Coba kita cermati sejenak sebelum pandemi Covid-19 melanda. Pada waktu itu dunia pendidikan dihebohkan dengan adanya perkembangan teknologi yang begitu pesat. Banyak yang bilang dan menyebutnya perkembangan itu dengan sebutan revolusi industri 4.0. Dimana setiap peran dan aktivitas manusia dapat digantikan oleh teknologi. Hal itu tentunya membuat dilema bagi lembaga pendidikan baik di jenjang PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) hingga perguruan tinggi untuk menyiapkan tenaga pendidik handal yang memiliki kecakapan IT supaya lulusan yang dihasilkan mampu bersaing di dunia global. Langkah-langkah dan trobosan mulai dari penyuluhan, pelatihan, dan seminar-seminar terkait solusi untuk mengatasi tantangan tersebut sudah dilakukan. Namun, faktanya masih jauh dari apa yang diinginkan. Hal ini menjadi masalah serius bagi dunia pendidikan. Mengingat persaingan dunia kerja tidak lagi mempertimbangkan lembaran ijazah yang diperoleh dari bangku sekolah tapi yang dibutuhkan justru ketrampilan dan kecakapan menggunakan IT dan itu bisa dipelajari sendiri secara otodidak tanpa harus menempuh pendidikan formal.
Jelang beberapa waktu kemudian dihebohkan dengan munculnya pandemi Covid-19. Hal ini memberikan dampak yang cukup signifikan pada aktivitas pembelajaran. Dimana yang awalnya pembelajaran biasa dilakukan di kelas dan bertatap muka secara langsung namun mau tidak mau sekolah harus diliburkan secara total dan pembelajaran dilakukan secara daring. Kurikulum yang sudah tersusun dengan baik baru 50% berjalan dan harus ditinggalkan karena situasi dan kondisi yang tidak sejalan. Covid-19 ini muncul diluar dugaan nalar dan tidak masuk dalam prediksi kendala-kendala yang akan dihadapi pada dunia pendidikan. Sehingga kurikulum darurat sebagai alternatif pengganti tidak siap bahkan tidak ada. Disinilah puncaknya dimana seorang pendidik mulai dari generasi X sampai generasi Z harus dipaksa menggunakan IT sebagai media pembelajaran secara daring maupun luring. Tanpa perlu berpikir panjang akhirnya semua media sosial digunakan sebagai media pembelajaran mulai dari WA, FB, IG, youtube, telegram, dan berbagai platform lainnya.
Dampak Covid ini memberikan efek positif bagi pendidik maupun peserta didik untuk percepatan penguasaan dan penggunaan teknologi dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari statistik penggunaan teknologi semakin meningkat drastis. Bahkan hampir seluruh lembaga pendidikan tanpa terkecuali semuanya menggunakan daring dan luring untuk pembelajaran. Melihat kebutuhan tersebut layanan penyedia aplikasi daring dan luring juga tidak mau ketinggalan untuk berinovasi melakukan pengembangan seperti muncul dan meroketnya pengguna ZOOM, Jitse, webex meeting, WA yang awalnya hanya bisa video call 1-3 orang jadi bisa sampai 8 orang, google juga menyediakan layanan google meet, dan google classroom. Hal ini menunjukkan peningkatan secara real terkait penguasaan dan penggunaan IT pada dunia pendidikan dan segala aktivitas masyarakat pada umumnya. Situasi dan kondisi ini yang menjadikan pendidik dan peserta didik siap untuk bersaing di dunia global khususnya di era revolusi industri 4.0.
Beberapa minggu ditunggu bahkan beberapa bulan tapi pandemi Covid-19 masih belum menunjukkan grafik menurun justru malah meningkat yang tidak bisa lagi diprediksi kapan akan berakhir. Sehingga diberlakukannya sistem lockdown yang dimana segala aktivitas seseorang dibatasi. Hal ini justru malah menimbulkan masalah baru diantaranya ekonomi keluarga semakin menurun, UMKM banyak yang ditutup, lapangan pekerjaan juga ditutup, kejahatan seperti pencurian terjadi dimana-mana. Masalah tersebut tentunya sangat berdampak buruk untuk kelancaran kegiatan belajar mengajar (KBM). Akhirnya pemerintah mengambil formula baru untuk mengatasinya dengan diberlakukannya sistem new normal yaitu kehidupan dengan tatanan baru bersahabat dengan Covid-19 dengan hidup tetap produktif. Sistem new normal menjadikan pembelajaran online sebagai kultur baru, pendidik dan peserta didik dapat melakukan pembelajaran dimanapun dan kapanpun. Lembaga pendidikan berlomba-lomba menyediakan buku digital yang dapat diakses dengan mudah untuk pemenuhan KBM, pendidik juga tidak mau ketinggalan untuk selalu berinovasi mengembangkan bahan ajar interaktif dan media pembelajaran inovatif yang dapat diakses dan digunakan dengan praktis dan efektif. Hal ini tentunya berdampak positif terhadap perkembangan kualitas pendidikan dan peningkatan kompetensi pendidik lebih-lebih terhadap peningkatan kecakapan menggunakan teknologi.
Berdasarkan pengamatan saya itu dapat diambil kesimpulan bahwa setiap permasalahan pasti akan menemukan solusi penyelesaiannya dan akan memberikan perubahan terhadap tatanilai, pola pikir dan pola kerja yang lebih baik. So....pahami terlebih dulu polanya dan kerjakan semampunya jangan pernah menyerah. Ingat Q.S. al-Baqarah ayat 286 disebutkan bahwa Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
Malang, 10 Juli 2020
Pengamat pendidikan
Kak Nur Wiji
Playcasino.eu - Mapyro
BalasHapusExplore all the 남양주 출장안마 casino games 남양주 출장샵 available in our casino. ✓ Top slots ✓ New casino 동두천 출장마사지 games ✓ High quality 문경 출장마사지 promotions. 충청남도 출장샵 Play Casino Slot Machine Game