SELAMAT DATANG DI BLOG KAK NUR WIJI "Jika kamu tidak tahan dengan lelahnya BELAJAR maka kamu harus tahan dengan PERIHNYA KEBODOHAN" (Imam Syafii)

Jumat, 10 Juli 2020

Perlukah Pemetaan Materi Esensial di Era New Normal???



Tulisan ini berawal dari suara dering grup WA yang rame membahas materi esensial untuk mengatasi KBM yang dilakukan secara daring. Sampai berujung ke webinar pemetaan materi esensial yang diikuti oleh semua guru pengampu mata pelajaran. Tetapi saya memiliki pandangan yang berbeda terhadap bahasan itu. Sehingga saya buat tulisan ini harapannya dapat menginspirasi dan memotivasi pembaca untuk selalu belajar dan belajar. Semoga bermanfaat saran dan kritikan yang membangun dipersilakan.

Matematika dari bahasa yunani "Mathema" yang berarti pengetahuan, pemikiran, pembelajaran. Matematika merupakan ilmu yang mempelajari hal-hal seperti besaran (quantity), susunan (structure),  ruang (space), perubahan (change), dan pola (pattern). Belajar matematika mencakup pemahaman konsep, pemecahan masalah, penggunaan/penerapan dalam kehidupan sehari-hari, dan pengetahuan karakter yang berhubungan dengan kepribadian.  Pembelajaran matematika itu spiral dimana tahapan belajar tersusun secara terstruktur dimulai dari materi yang paling sederhana hingga materi yang kompleks, materi yang konkret hingga materi yang abstrak.

Di era new normal seperti saat ini faktanya pembelajaran matematika masih menemui banyak kendala. Salah satunya guru kesulitan mentransfer pemahaman konsep matematika kepada peserta didik yang disebabkan pembelajaran dilakukan secara daring maupun luring membuat guru kesulitan menjelaskan materi, jam belajar tatap muka secara online terbatas, dan tuntutan ketuntasan materi. Beberapa guru beranggapan bahwa untuk mengatasi kendala tersebut dapat dilakukan dengan cara tidak mengajarkan materi yang dianggap sulit maksudnya menghilangkan sebagian materi, dan melakukan pemetaan materi esensial. Solusi seperti ini justru akan menimbulkan masalah baru dimana peserta didik akan kehilangan sebagian dasar konsep matematika dan akan sulit untuk memahami materi matematika berkelanjutan yang levelnya semakin kompleks.

Benang merah dari permasalahan ini yaitu guru kesulitan mengajarkan matematika dengan model daring yang diobati dengan cara menghilangkan sebagian materi yang dianggap sulit, dan melakukan pemetaan materi esensial dengan hanya mengambil materi-materi yang dianggap penting. Perlu digaris bawahai jangan sampai ibarat dokter sudah tahu sakit yang diderita tapi malah diobati dengan obat yang salah sehingga akan berakibat fatal. 

Seharusnya sebagai guru matematika harus menyadari bahwa ilmu matematika itu spiral, terstruktur secara sistematis, materi yang satu dengan yang lain saling keterkaitan. Materi matematika yang diajarkan pada jenjang sekolah menengah itu sudah yang paling esensial dimana materi pokok matematika disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik. Kalau diperguruan tinggi disebut sebagai matematika sekolah. Jika materi yang diajarkan sebagian dihilangkan dan dipilih yang dianggap esensial berarti sudah salah obat dan hal ini akan berakibat fatal bagi peserta didik. Kalau cara seperti itu diterapkan maka ilmu matematika yang didapat peserta didik ibarat "susunan bata pada dinding rumah yang hilang sebagian batanya, akibatnya dinding akan retak dan ambruk". Perlu dipahami bahwa hal ini terjadi sebenarnya karena faktor ketidaksiapan guru menghadapi era digital, dan ketidaksiapan guru menggunakan teknologi sebagai alat/media untuk memahamkan konsep matematika kepada peserta didik melalui pembelajaran daring. 

Solusinya seharusnya guru memilih untuk membuat/mengembangkan bahan ajar matematika interaktif dan media pembelajaran inovatif yang dapat dengan mudah diakses, digunakan, dan efektif sebagai media/alat untuk metransfer konsep matematika kepada peserta didik. Karena tidak bisa dihindari lagi bahwa pembelajaran jarak jauh yang dikenal dengan pembelajaran daring ini akan menjadi model pembelajaran berkelanjutan yang sesuai dengan perkembangan zaman. Saat ini yang dibutuhkan guru adalah kreasi/kreatifitas diri dalam mengembangkan dan menggunakan alat teknologi digital dalam pembelajaran daring. Seharusnya ini yang perlu dibahas dan didiskusikan bukan mempermasalahkan materinya.

Kalau dipahami dari prinsipnya pembelajaran daring ini memberikan efek positif bagi perkembangan kualitas pendidikan diantaranya pengalaman belajar menjadi bermakna, kecakapan dan kreatifitas pemanfaatan teknologi meningkat, memberikan variasi aktivitas dan tugas pembelajaran yang sesuai minat dan situasi kodisi peserta didik, dan memberikan umpan balik berupa produk aktivitas pembelajaran. Guru dalam berkreasi dan berinovasi dapat menggunakan platform teknologi yang trend saat ini seperti google clasroom, google meet, ruang guru, zoom, webex, quizizz, youtube, videoscribe, plotagon, animaker dan video animasi lainnya.

Guru hebat adalah guru yang selalu peka terhadap perkembangan zaman, selalu belajar mengembangkan kompetensi dirinya, kreatif dan inovatif dalam membuat/mengembangkan produk pembelajaran. 


Malang, 11 Juli 2020
Pemerhati Pendidikan
Kak Nur Wiji

0 komentar:

Posting Komentar