SELAMAT DATANG DI BLOG KAK NUR WIJI "Jika kamu tidak tahan dengan lelahnya BELAJAR maka kamu harus tahan dengan PERIHNYA KEBODOHAN" (Imam Syafii)

Rabu, 15 Juli 2020

Strategi Penilaian Afektif di Era New Normal pada Pembelajaran Matematika

Hari rabu tanggal 13 juli 2020 merupakan hari ketiga dimulainya kegiatan belajar mengajar. Dimana suasana pembelajaran berbeda dengan hari-hari biasanya. Suasana baru dengan pola belajar baru, dan pola kerja baru. Mengajar yang biasanya menggunakan buku dan spidol kini tergantikan oleh masker dan gadget. Dengan model pembelajaran jarak jauh seperti ini tentunya banyak problem yang di temui pendidik. Salah satunya terkait penilaian pencapaian kompetensi yang diinginkan. Pada kurikulum 2013 penilaian kompetensi mencakup ranah afektif, kognitif, dan psikomotorik. Penilaian kognitif dan psikomotorik masih bisa diukur melalui penugasan dan hasil produk siswa yang dikerjakan dan dilaporkan secara online. Namun untuk penilaian afektif tentunya sulit untuk diukur karena berkaitan dengan sikap dan perilaku yang ditunjukkan secara langsung oleh siswa. 
Sebagai seorang pendidik yang hebat tentunya tidak akan pasrah dan menyerah dengan keadaan. Pasti ada solusi, inovasi, dan kreatifitas dalam mengemas kegiatan belajar memgajar supaya memunculkan sikap dan perilaku siswa. Sebelum melakukan penilaian afektif tentunya bisa dipahami terlebih dahulu domain-domain apa saja yang ada pada ranah afektif.  Kalau dipahami secara mendalam ranah afektif itu berhubungan dengan kecenderungan atau karakter siswa yang perkembangannya ditunjukkan melalui sikap dan perilaku. Perilaku atau pemikiran yang melibatkan perasaan, emosi, dan tipikal perilaku seseorang. Kemendikbud mengelompokkan menjadi 18 domain sikap atau karakter yang harus dicapai dalam pembelajaran kurikulum 2013.

Dari 18 domain sikap atau karakter saya ambil 3 domain sebagai contoh penerapan penilaian yang sudah saya lakukan dalam pembelajaran matematika kelas XI bahasa pada jenjang Madrasah Aliyah. Ketiga domain itu antara lain sikap religius, sikap mandiri, dan kreatif. Materi yang saya ambil sesuai dengan KI dan KD pertama yang diajarkan pada semester ganjil yaitu materi induksi matematika.

Langkah pertama yang saya lakukan adalah menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan terlebih dahulu menganalisis KI dan KD yang selanjutnya saya gunakan sebagai acuan untuk menentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.  Tujuan saya selain siswa dapat memahami prinsip induksi matematika siswa juga dapat memunculkan karakter sikap religius, sikap mandiri, dan kreatif. Ketika tujuan pembelajaran sudah ditentukan selanjutnya mengemas materi pembelajaran yang sesuai. Karena saya mengajar di MA yang seluruh siswanya beragama islam. Sehingga materi induksi matematika saya kemas dengan model integrasi dengan al-Quran. Kenapa harus al-Quran???.... karena aktivitas keseharian siswa tidak lepas dari al-Quran sehingga hal ini memudahkan pendidik dalam memahamkan materi dan memunculkan ketiga karakter tersebut.

Sebelum pembelajaran berlangsung yang perlu disiapkan siswa selain  alat teknologi adalah buku catatan, al-Quran dan terjemahan. Saat pembelajaran berlangsung yang pertama dilakukan ialah setiap siswa membuka al-Quran dan terjemahan surat al-Mu'minun ayat 12-14. Saya pilih dua siswa secara acak dengan perintah/tugas yang berbeda. Siswa pertama bertugas membacakan surat al-Mu'minun ayat 12-14 sedangkan siswa kedua menterjemahkan ayat yang dibacakan secara bergantian. Sedangkan siswa yang lainnya menyimak, mengamati, dan mengkaji ayat tersebut. Selanjutnya saya tunjuk dua siswa lagi secara acak untuk menjelaskan terkait isi kandungan yang sudah dipahami menurut bahasanya sendiri. Dari penjelasan kedua siswa menyatakan bahwa ayat tersebut berisi proses penciptaan manusia yang terbukti secara ilmiah. Dalam pembuktiannya siswa tersebut mengaitkan kandungan ayat al-Quran dengan pengetahuan sains yang mereka pelajari pada mata pelajaran IPA dibangku MTs. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah bisa diajak berselancar ke tahap selanjutnya yaitu pengaitan kandungan ayat al-Quran yang dikaji dengan materi prinsip induksi matematika.

Saya mulai menjelaskan prinsip induksi matematika kepada siswa dengan memberikan penekanan pada kegunaan/manfaat memahami prinsip induksi matematika pada kehidupan sehari-hari salah satunya pada konteks ibadah. Siswa semakin antusias mendengarkan dan memperhatikan penjelasan tersebut. Saya merasakan bahwa pembelajaran hari ini sangat bermakna bagi diri mereka. Sebelum pembelajaran diakhiri saya beri kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan melalui tulisan terkait pengetahuan dan pemahaman yang sudah didapat pada pembelajaran kali ini. 

Berikut ringkasan singkat yang disampaikan siswa.
(1) Prinsip induksi matematika merupakan proses pembuktian kebenaran suatu pernyataan matematika yang berhubungan dengan bilangan asli. Dengan mempelajarinya bisa lebih mudah mengkaji ayat-ayat al-Quran
(2) Mempelajari prinsip induksi matematika dapat membantu menyaring informasi-informasi berita yang baik dan benar (sehingga tidak termakan berita hoaks)
(3) Belajar prinsip induksi matematika sebagai alat untuk memahami kebenaran secara ilmiah kandungan isi al-Quran seperti proses penciptaan manusia, proses bergerak dan beredarnya planet-planet mengelilingi matahari, proses terjadinya waktu siang malam, dan proses turunnya hujan.

Berdasarkan ketiga ringkasan tersebut secara kognitif berarti siswa sudah memahami materi prinsip induksi matematika. Secara afektif siswa sudah menunjukkan sikap religius yaitu dengan membaca, mendengarkan, memgamati dan mengkaji ayat-ayat al-Quran dan kegiatan ini termasuk bagian dari ibadah, sikap mandiri ditunjukkan pada proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan sistem daring dimana siswa memahami materi dengan menginterprestasikan ayat-ayat al-Quran kedalam model matematika. sedangkan sikap kreatif ditunjukkan siswa pada ringkasan (3) siswa menyebutkan matematika sebagai alat memahami kebenaran al-Quran selain kebenaran proses penciptaan manusia juga ada kebenaran  proses bergerak dan beredarnya planet-planet mengelilingi matahari, proses terjadinya waktu siang malam, dan proses turunnya hujan yang semuanya ada di dalam al-Quran.

Sekiranya itu tulisan saya berdasarkan pengalaman yang sudah saya terapkan dalam kegiatan belajar mengajar matematika di era new normal. Semoga menjadi inovasi dan menginspirasi pendidik khususnya Bapak/Ibu guru pengampu mata pelajaran matematika. Trimakasih.

Malang, 13 Juli 2020
Pemerhati Pendidikan Matematika
Kak Nur Wiji


0 komentar:

Posting Komentar